Banner Header

Bawaslu Bulungan Lakukan Pengawasan Coklit Di Punan Batu Benau

redaksi

BULUNGAN – Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Bulungan melakukan pengawasan pelaksanaan pencocokan dan penelitian (Coklit) yang dilaksanakan KPU Bulungan di wilayah Punan Batu Benau, RT 11, Desa Sajau, Kecamatan Tanjung Palas Timur, Sabtu (20/7/2024).

Pimpinan Bawaslu Bulungan Divisi Hukum, Pencegahan, dan Partisipasi Masyarakat serta Hubungan Masyarakat Riswan mengatakan pelaksanaan Coklit di wilayah Punan Batu Benau menjadi salah satu perhatian oleh pihaknya. Sebab terletak di wilayah perbatasan antara Kabupaten Bulungan dan Kabupaten Berau (Kaltim).

“Terkait pengawasan, kami dari Bawaslu tentunya menjadi pengawasan karena ini masuk wilayah perbatasan antara kabupaten Bulungan dan Berau. Yang kedua ini masuk wilayah adat, masyarakat adat,” ujarnya kepada Kaltara News.

Baca juga  Polresta Bulungan Belum Menerima Laporan Pelanggaran Pemilu 2024

Hal itu untuk memastikan warga Punan Batu Benau memiliki hak pilih di Pilkada 2024 serta adanya pemenuhan aksesbilitas dan fasilitas yang memadai layaknya di perkotaan. Disamping itu, data yang disajikan oleh KPU Bulungan benar-benar akurat dan tervalidasi.

“Tentu ini harus sama-sama mengawasi hak pilihnya dan yang kedua aksesibilitas dan fasilitas harus sama dengan TPS-TPS yang di ada di kota-kota. Pasti PKD nempel terus sama Pantarlih. Jadi dipastikan hari ini sampai dengan Pleno rekapitulasi ditingkat PPS itu melekat terus sampai di jajaran tingkat kabupaten,” bebernya.

“Yang paling penting itu hak pilih. Yang kedua kalau memang ketika ada yang tidak memenuhi syarat tentu nanti KPU akan mensingkronkan data yang ada. Siapa tau ganda dan itu akan menjadi perhatian bagi KPU. Secara khusus sebenarnya ini pemilihnya dimana, jangan sampai nanti hak pilih yang tidak dikawal dengan baik oleh teman-teman,” lanjutnya.

Baca juga  Bawaslu Bulungan Ajak Kepala Desa/Lurah Jaga Netralitas Di Pilkada 2024

Lebih lanjut Riswan mengungkapkan bahwa pihaknya juga berupaya melakukan pencegahan praktek money politik kepada masyarakat setempat. Mengingat  warga Punan Batu Benau merupakan pemilih marginal yang butuh pendidikan politik.

“Tentu kita bicara money politik dan aksesibilitas, yang pertama kami juga mengikuti perkembangan di pemilu kemarin. Masyarakat tadi juga sampaikan bagaimana menggunakan hak pilih, seharusnya sudah tidak terpengaruh dengan hal hal seperti kita sampaikan tadi,” ungkapnya. (redaksi)

Baca Juga

Maling!!! Liputan bos, jangan mau kontraknya aja tapi ngga turun ke lapangan! Wkwkwk