TANJUNG SELOR – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kalimantan Utara (Kaltara) menggelar Rapat Koordinasi Penanganan Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) , Kamis (15/5/2025). Kegiatan sebagai tindak lanjut dari Rakor yang dilaksanakan di Jakarta pada 13 Maret lalu dan prakiraan cuaca dari BMKG.
“Ini terkait dengan kegiatan kesiapsiagaan dari peringatan dini yang dikeluarkan BMKG terkait dengan prakiraan cuaca yang diperkirakan bulan Juli itu memasuki masa kekeringan,” ujar Kepala BPBD Kaltara Andi Amriampa.
Melalui rakor ini pihaknya bersama seluruh instansi terkait mulai dari BPBD kabupaten/kota TNI-POLRI, Dinas Kehutanan, PMI dan lainnya melakukan pemetaan penanganan bencana Karhutlah di Kaltara.
“Jadi memang pendekatan yang kita lakukan adalah pendekatan pentahelix jadi melibatkan lima unsur yaitu pemerintah, dunia usaha, akademisi, masyarakat, dan media. Jadi tadi sebenarnya sudah terpetakan potensi bencana karhutla, kemudian data. Data karhutla sudah terdata dengan baik,” jelasnya.
Kedepan, kata dia, pihaknya ingin meningkatkan kolaborasi dalam hal penanggulangan bencana. Sehingga ada sinergi di lapangan antar seluruh unsur saat penanganan bencana. Termasuk kesiapan peralatan yang dimiliki oleh masing-masing unsur mulai dari tingkat provinsi hingga desa.
“Jadi dilapangan ini perlu ada sinergi antara semua unsur yang berada di lapangan terutama teman-teman yang di desa, disitu ada desa tangguh bencana, masyarakat peduli api, Manggala Agni, dan segala unsur yang bisa terlibat upaya penanggulangan bencana,” sebutnya.
Andi Amriampa mengungkapkan di Kaltara ada dua wilayah yang memiliki potensi Karhutlah yang tinggi yakni Bulungan dan Nunukan.
“Untuk sementara ini memang Bulungan yang memiliki tren paling tinggi, daerah Tanjung Palas Timur, dan Tanjung Palas Utara, kalau di Nunukan ya itu di Kecamatan Nunukan dan Sebatik,” ungkapnya. (redaksi)