TANJUNG SELOR – Ekspor komoditi melalui pelabuhan Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) pada Maret 2024 mengalami penurunan sebesar 51,47 persen di banding Februari 2024/ yaitu dari USD 366,80 juta menjadi USD 177,63 juta.
Kepala BPS Kaltara Mas’ud Rifai mengatakan menurunnya ekspor Kaltara periode Maret di bandingkan Februari di sebabkan oleh menurunnya ekspor kelompok barang nonmigas dan hasil tambang.
“Penurunan terbesar itu dari sektor hasil tambang dari USD 335 juta itu hanya USD 40 juta. Jadi itu turun drastis hasil tambang ekspornya,” ujarnya kepada Kaltara News, Kamis (2/5/2024).
Ia mengaku penyebab turun ekspor tersebut belum di ketahui. Hanya saja aktivitas ekspor khususnya hasil tambang melalui Pelabuhan Kaltara kerap naik turun.
“Untuk kepastian sebabnya kami belum memiliki data-data. Tapi memang kalau dari data kami melihat memang sering itu turun, fluktuatif itu,” bebernya.
Sedangkan hasil industri dan hasil pertanian mengalami peningkatan dengan besar peningkatan masing-masing sebesar 333,68 dan 16,81 persen.
Sementara itu untuk ekspor komiditi asli Kaltara pada Maret 2024 mengalami peningkatan sebesar 6,33 persen atau dari USD 127,03 pada Februari naik menjadi USD 135,08 pada Maret.
“Nah yang jadi catatan itu, kalau produk asli Kaltara-nya itu masih lumayan sebetulnya. Hasil tambang itu dari USD 98 juta di Februari, di Maret itu malah jadi USD 108 juta jadi ada peningkatan,” bebernya.
Untuk impor Kaltara pada Maret sebesar USD 71,13 atau mengalami penurunan 42,27 persen di banding Februari. Alhasil neraca perdagangan Kaltara pada Maret mengalami penurunan sebesar 56,27 persen. Atau dari USD 243,58 juta pada Februari turun menjadi USD 106,51 juta. (redaksi)