TANJUNG SELOR – Covid-19 merupakan virus yang menyerang saluran pernafasan dan mengakibatkan infeksi dan dikenal dengan istilah virus corona. Wabah covid-19 terjadi di tahun 2019 menyebabkan banyak masyarakat di Indonesia begitu khawatir terpapar virus corona, sehingga aktivitas masyarakat banyak berbeda dari biasanya, terutama aktivitas yang berinteraksi dengan lingkungan di luar rumah. Satu di antara aktivitas yang banyak dilakukan di luar rumah adalah bekerja. Pekerjaan yang mengharuskan untuk berinteraksi secara langsung adalah pekerjaan di bidang pendidikan. Hal ini dikarenakan adanya interaksi antara pendidik dan peserta didik dalam pendidikan formal maupun nonformal. Pendidikan di Era Covid-19 di Indonesia banyak terjadi perubahan. Perubahan yang terjadi membawa dampak yang positif dan dampak yang negatif.
Dampak Positif
Pembelajaran secara Hybrid
Pembelajaran secara hybrid merupakan pembelajaran dengan menggunakan 2 (dua) metode yaitu yang pertama secara online (daring) merupakan pembelajaran yang mengakses jaringan sehingga pembelajaran yang dilakukan secara virtual dan pembelajaran secara luring (tatap muka). Pembelajaran secara hybrid ini telah diterapkan di beberapa kampus yang ada di Indonesia. Satu di antara Perguruan Tinggi yang telah menggunakan metode ini yaitu di STIT Al Anshar Tanjung Selor sejak pasca covid-19 di tahun 2022. Metode hybrid menguntungkan bagi para mahasiswa yang jauh dari titik lokasi kampus dan menguntungkan juga bagi mahasiswa yang telah bekerja, terutama mahasiswa yang bekerja di instansi pemerintahan. Mereka tidak perlu datang ke kampus tapi melakukan pembelajaran secara virtual dan jarak jauh. Bagi para mahasiswa yang jarak dari titik lokasi kampus, dapat mengikuti pembelajaran secara luring (tatap muka).
Dampak Negatif Hybrid (secara daring)
1. Memerlukan biaya yang cukup mahal
Tentunya pembelajaran yang dilakukan secara hybrid yaitu secara online (daring) tidaklah gratis. Hal ini dikarenakan menggunakan aplikasi yang menggunakan jaringan internet. Jaringan internet diperoleh melalui pemasangan indihome sebagai satu contoh yang menggunakan biaya (bulanan) atau menggunakan smartphone yang terkoneksi dengan menggunakan data seluler yang mengharuskan penggunanya membeli paket data. Pembelajaran online (daring) mengharuskan pendidik dan peserta didik memiliki alat elektronik yang memiliki fungsi audio-visual yang dapat terkoneksi akses internet seperti laptop.
2. Jaringan tidak terkoneksi
Biasanya pada saat pembelajaran yang sedang berlangsung tiba-tiba jaringan terputus sehingga pembelajaran yang sedang dilakukan terkadang terputus-putus bahkan ada yang langsung terlempar pada saat menggunakan satu di antara penyedia aplikasi virtual yaitu zoom. Pembelajaran dengan menggunakan aplikasi zoom membuat penggunanya keluar dari zoom terlempar secara otomatis . Hal ini dikarenakan jaringan yang tidak stabil.
3. Kerusakan pada mata
Pada saat melakukan pembelajaran online (daring) biasanya pendidik dan peserta didik fokus menghadap ke kamera perangkat (laptop, notebook, dan smartphone) sehingga menimbulkan mata yang perih. Karena seringnya melihat ke layar dan mata terlalu fokus, di sinilah mata menjadi lelah dan dapat menyebabkan iritasi pada mata dan memerah.
Solusi Dampak Negatif
1. Pembelajaran yang dilakukan (Kampus Negeri) memberikan kuota belajar untuk peserta para mahasiswa. Sehingga biaya untuk menggunakan akses internet dapat teratasi. Sedangkan (Perguruan Tinggi Swasta) memberi potongan biaya pada saat pembayaran SPP dilakukan.
2. Jaringan tidak terkoneksi internet. Sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran, terlebih dahulu jaringan diperiksa, apakah stabil atau tidak, ini khusus untuk penyedia pembelajaran. Untuk menggunakan jaringan yang stabil seharusnya menggunakan jaringan wifi (kecepatan internet yang baik). Sehingga pada saat pelaksanaan pembelajaran jaringan internet yang kondusif dan stabil, serta pastikan perangkat yang menggunakan wifi, penggunaan internet yang terkoneksi relative sedikit.
3. Kerusakan pada mata pada saat pembelajaran online (daring) seharusnya diberikan arahan menggunakan alat pelindung mata dari radiasi dan juga waktu pembelajaran diberi jeda atau dikurangi jam pelajarannya, sehingga fokus mata terhadap perangkat yang digunakan tidak lelah sehingga mata tidak memerah dan menimbulkan iritasi.
Setiap kondisi pembelajaran, baik pada kehidupan norma maupun pasca covid-19 kita diwajibkan untuk melaksanakan pembelajaran yang inovatif dan selalu kreatif dalam menghadapi situasi tertentu dalam pelaksanaan pembelajaran agar di setiap kondisi yang baik, cukup baik, cukup dan rendah mampu diatasi dengan inovasi pendidikan yang berkualitas dan memudahkan dalam penggunaannya.
Rusdiana_Dosen STIT Al Anshar Tanjung selor