TANJUNG SELOR – MBKM (Merdeka Belajar-Kampus Merdeka) merupakan satu di antara inovasi yang dibuat oleh Kemendikbud Ristek dan mengacu pada kebijakan yang menghasilkan lulusan yang lebih relevan. Sebenarnya MBKM ini bertujuan untuk mendorong mahasiswa menguasai berbagai keilmuan untuk memasuki dunia kerja.
Dunia kerja seperti apa? Jawabannya sederhana saja yaitu dunia kerja berdasarkan pengalaman yang relevan. Relevan dalam artian memberi manfaat dan memberikan kesan yang baik serta memberikan solusi untuk masalah yang dihadapi pada sektor masyarakat.
Fokus MBKM
Tolak ukur MBKM sebenarnya mengarah pada aksi yang dilakukan oleh mahasiswa yang diprogramkan oleh kampus yang merupakan kebijakan Merdeka Belajar oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. MBKM dalam hal ini penerapan MBKM sejak 2023 tetapi belum direalisasikan karena implementasinya tidak menyeluruh dilaksanakan. Sebenarnya istilah MBKM identic dengan KKLP (Kuliah Kerja Lapangan Pengganti), KKN (Kelompok Kuliah Nyata), bahkan Magang yang pelaksanaannya di luar kampus.
MBKM sesuai dengan aturan yang telah diberlakukan bahwa pelaksanaan MBKM dapat dilakukan secara individu maupun kelompok untuk memberikan pengalaman yang cukup melalui pembelajaran MBKM ini. Pelaksanaan MBKM belum sepenuhnya dilaksanakan di setiap kampus karena istilah MBKM masih belum familiar tetapi secara ideologi setara dengan kerja lapangan (pengabdian).
Berapa SKS MBKM?
Terkait dari berapa SKS MBKM yang ada di kampus-kampus merdeka, ini merujuk pada aturan yang telah dikeluarkan oleh kurikulum itu sendiri (Merdeka Belajar)sebanyanyak 20 SKS setara dengan 1 (satu) semester pelaksanaannya. Sebenarnya MBKM memberi peluang untuk mahasiswa di tingkat akhir untuk melakukan kegiatan yang bermanfaat untuk masyarakat.
Sebagai contoh ketika mahasiswa yang terjun langsung ke masyarakat memberikan sumbangsinya, yang membentuk pengetahuan dasar bahkan pengetahuan mereka berdasarkan pengalaman yang telah mereka pelajari dan tidak menutup kemudian ilmu yang diperoleh secara teori yang diperoleh dari kampus bisa jadi bermanfaat dan bisa jadi juga tidak butuhkan.
Hal ini sesuai dengan bentuk kerja yang nyata secara spontan. Sebagai contoh juga dapat diketahui bahwa pelaksanaan MBKM membutuhkan waktu jangka pendek dan kegiatan yang akan dilaksanakan cukup terstruktur. Pelaksanaan MBKM dapat dilaksanakan secara individu (mandiri) maupun secara kelompok.
Contoh Pelaksanaan MBKM
Sebelum melaksanakan MBKM ada yang dinamakan program dalam MBKM. Program MBKM dalam dunia pendidikan sebagai contoh adalah menjadi asisten mengajar di satuan pendidikan. Jumlah satuan pendidikan di Indonesia sangatlah banyak begitupun juga dengan permasalah yang dihadapi pun juga beragam.
Permasalahan yang dihadapi inilah menjadi tantangan untuk mahasiswa yang sebaiknya diselesaikan atau dicari solusinya agar mereka dapat berdaya pikir yang kritis dan penalaran yang kondusif, sebagai contoh adalah satuan pendidikan yang sangat sulit dijangkau karena lokasi yang jalur penghubung antar peserta didik dengan sekolah susah diakses. Di sinilah bentuk dari program yang akan dijalankan oleh mahasiswa dan hasilnya berupa pengalaman dari kegiatan yang akan mereka laksanakan sebagai berikut:
1. MBKM menjadi asisten mengajar di satuan pendidikan. Bagi mahasiswa akhir, khususnya mahasiswa yang memilih prodi pendidikan atau tarbiyah. Mereka secara praktik sudah melakukan praktik mengajar di kampus, namun pada saat pelaksanaan MBKM maka secara langsung terjung ke sekolah-sekolah untuk melakukan aksi nyata dalam mengajar. Aksi nyata yang dilakukan oleh mahasiswa bukan hanya sekedar mengajar melainkan juga menyiapkan perangkat pembelajaran sesuai alur pembelajaran yang sedang berlangsung di sekolah tempat mereka melaksanakan MBKM.
2. MBKM menjadi penyedia solusi bagi masyarakat tempat dilaksanakannya praktek kerja lapangan. Mahasiswa yang mengabdi di lingkungan masyarakat merancang programnya, tetapi sebelum terjun langsung di lokasi, hal yang dilakukan adalah observasi. Pada saat melakukan observasi lanjutan, mahasiswa secara kritis melihat potensi yang berkaitan dengan program yang akan dijalankan mahasiswa yang berkaitan dengan program yang akan dijalankan dan berkoordinasi dengan kepala daerah tempat mereka akan melaksanakan kegiatan MBKM.
Dalam pelaksanaan MBKM perlu diketahui bahwa pelaksanaannya dilakukan sesuai dengan kebutuhan agar pelaksanaan MBKM memberi manfaat dan pelajaran yang berharga bagi setiap pelaksanaanya.