TANJUNG SELOR – Dinas Pemberdayaan Masyarakat Dan Desa (DPMD) Provinsi Kalimantan Utara mencatat 96 dari 447 desa di kaltara masih berstatus desa tertinggal. Penyebabnya karena minimnya sarana prasarana seperti layanan kesehatan dan pendidikan.
Kepala DPMD Kaltara Edy Suharto mengatakan ada lima kriteria desa dari sisi perkembangannya, yakni mandiri, maju, berkembang, tertinggal, dan sangat tertinggal. Di Kaltara desa yang sangat tertinggal sudah tidak ada.
“Dari 447 desa di Kaltara dari tahun lalu sudah tidak ada lagi desa sangat tertinggal semua sudah naik menjadi desa tertinggal,” ujarnya kepada Kaltara News, Jumat (12/7/2024).
Ia menyebutkan 96 desa tertinggal itu tersebar di empat kabupaten yakni Bulungan, Malinau, Nunukan, Tana Tidung. Pihaknya menargetkan setiap tahun minimal 30 desa tertinggal naik status menjadi desa berkembang.
“Tahun ini kita upayakan tertinggal naik berkembang. Jadi untuk mandiri 58 desa, maju 67 desa, berkembang 226 desa, dan tertinggal 96 desa,” sebutnya.
Ia menjelaskan bahwa indeks desa membangun terdapat tiga indikator yakni sosial, ekonomi, dan lingkungan. Sosial itu meliputi pendidikan, layanan kesehatan, pelayanan dasar, sarana prasarana baik jalan desa maupun infrastruktur lainnya.
“Kalau ekonomi pasti terkait dengan ekonomi di desa seperti Bumdes dan Pasar Desa. kalau lingkungan meliputi terkait bagaimana desa itu memiliki ruang terbuka hijau, sehat, atau melestarikan konservasi termasuk mangrove dan sebagainya,” jelasnya.
Lebih lanjut ia mengungkapkan persoalan masih adanya desa yang berstatus tertinggal lantara tidak memenuhi tiga indikator tersebut.
“misalnya indikator sosial disana tidak ada prasarana kesehatan, puskesmas pembantu, minimal sebenarnya satu desa satu pustu. kemudian indikator lainnya sekolah mungkin tidak adanya sekolah dasar itu mempengaruhi skornya jadi nol. kemudian kurangnya fasilitas desa,” ungkapnya.
Pihaknya pun menargetkan desa mandiri di kaltara terus bertambah yang tahun lalu berjumlah 67 desa, tahun ini ditargetkan semuanya naik menjadi desa berkembang.
“target selalu ada cuman perlu proses, setiap tahun kita berharap desa tertinggal bisa kita tuntaskan 30,” tambahnya. (redaksi)