TARAKAN – Bawaslu Kaltara berupaya memaksimalkan pengawasan pada Pilkada 2024 dengan melibatkan berbagai organisasi kemahasiswaan. Sebab mampu memberikan informasi secara aktif ketika terjadi dugaan pelannggaran.
”Kenapa kita harus melibatkan mahasiswa karena mahasiswa merupakan salah satu kelas sosial dalam masyarakat, secara intelektual. Tentunya, Bawaslu mempunyai pertimbangan ternyata mahasiswa dalam hal ini yang aktif dalam organisasi seperti KOHATI, PMII, HMI, GMNI dan Organisasi Kemahasiswaan lainnya itu di dalam peranannya mampu memberikan informasi secara aktif seandainya ada dugaan pelanggaran,”ujarnya.
Hal itu disampaikan Kordiv Pencegahan, Parmas dan Humas (P2H) Bawaslu Kaltara, Arif Rochman, dalam kegiatan sosialisasi pengawasan partisipatif berkolaborasi bersama Korps HMI wati (KOHATI) cabang tarakan. Mengangkat tema Refresentasi Peran Perempuan Cegah Hoaks, Politisasi Sara Serta Politik Uang di Kalimantan Utara, Hotel Lotus Panaya, Tarakan (04/11/2024).
Menurutnya, mahasiswa memiliki ruang dalam mencegah segala bentuk potensi pelanggaran dan berpartisipasi dalam pengawasan, serta melaporkan segala pelanggaran kepada Bawaslu terdekat.
”Saya yakin teman-teman muda bisa memberikan kontribusi yang baik untuk negeri ini melalui pengawasan partisipatif,”tuturnya.
Selain itu, anggota Bawaslu Kaltara, Fadliansyah menyampaikan, bahwa peran perempuan sangat penting untuk negara ini. Sehingga dikatakan perempuan adalah bagian dari sejarah.
”Jadi tegaknya suatu negara atau hancurnya suatu negara tergantung dari peran perempuan, ini harus sama-sama disadari. Ini bukan hanya kata-kata bijak ya tetapi ini memang bisa dikatakan fakta”,pungkasnya
Fadli berharap, kepada peserta perempuan yang hadir dalam kegiatan tersebut, tak terkecuali perempuan yang ada di Kaltara agar memaksimalkan peran khususnya dalam pencegahan hoaks, politisasi sara dan politik uang.
Kegiatan ini menghadirkan narasumber perempuan diantaranya, Ketua Bawaslu periode 2018-2023, Suryani, dan koordinator wilayah Mafindo Kaltara, Nurasikin. Sedangkan peserta berasal dari organisasi mahasiswa perempuan yang ada di Kaltara. (hms/red)